Jumat, 12 Mei 2023

Atasi Depresi dengan Berbuat Baik

AKHIR-AKHIR ini istilah “depresi” menjadi kian sering dibicarakan, baik di lingkungan terdekat kampung kita maupun di tingkat nasional. Bahkan ada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang disponsori World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia. Tujuan mereka memperingati hari kesehatan jiwa yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa, bukan hanya raga.

Depresi adalah suatu keadaan di mana kondisi jiwa mengalami tekanan yang hebat. Keadaan jiwa seseorang selalu dipenuhi rasa kecewa, sedih, menyesal, ingin mengakhiri hidup, marah yang terpendam, dan keadaan psikologi tidak menyenangkan lainnya.

Depresi adalah tingkat lebih parah dari stres. Oleh karena itu, untuk menghindari depresi secara dini yaitu dengan mengatasi stres terlebih dahulu.

Manusia sebenarnya mempunyai cara masing-masing untuk mengatasi stres. Ada yang menyalurkan stres dengan cara yang positif maupun negatif. Penyaluran stres dengan cara positif antara lain bisa dilakukan dengan beribadah, bernyanyi, menari, melukis, membaca buku, menggambar, dan segudang aktivitas positif lainnya.

Biasanya, aktivitas seni memang lebih baik karena seni adalah cerminan kehalusan jiwa seseorang. Banyak orang di dunia ini yang berhasil menyalurkan rasa stres yang dideritanya dengan cara positif dan bahkan meraih prestasi.  

Ada pula yang menunjukkan perilaku negatif karena tidak mampu mengatasi stres. Dari mulai mabuk-mabukan, mengonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang, berperilaku seksual menyimpang, kebut-kebutan di jalan raya sehingga menimbulkan kebisingan, berkelahi, dan lainnya. Jika manusia sudah terjebak dengan perilaku negatif seperti ini, maka tak jarang yang terjebak dalam dunia kriminal.

Pengelolaan stres dapat dilatih sejak usia dini dari mulai pendidikan dalam keluarga. Perlakuan orangtua terhadap anak-anak berpengaruh besar dalam membentuk kemampuan seorang anak mengatasi stres hingga ia dewasa kelak. 

Didik anak dengan penuh welas asih, tanpa kekerasan dan tanpa bahasa yang kasar. Tegur anak jika melakukan kesalahan secara tidak berlebihan. Jangan sampai membuat dia merasa tidak berharga yang ujungnya ia akan merasa tidak percaya diri.

Jika tidak dicegah sedari dini, perilaku stres dapat menular dan menjadi dianggap umum dan lumrah. Masyarakat yang depresi ditandai dengan sikap membiarkan terhadap perilaku negatif, penuh dengan kata-kata kasar dan perilaku kekerasan, buntu pikiran, dan gampang marah atau tersulut emosinya.

Perilaku depresi yang tadinya terjadi pada individu atau perorangan, dapat menjadi depresi secara massal. Hal ini sangat mengerikan jika terus didiamkan. Siapapun kita, baik yang kini masih menjadi siswa sekolah atau sudah menjadi orangtua dan dewasa, sepatutnya lah menjaga kesehatan jiwa dimulai dengan hal-hal terkecil di sekitar kita.

Tersenyumlah dan penuh welas asih, sabar dalam menghadapi cobaan, hindari perilaku kasar dan kekerasan, hindari minuman beralkohol, hindari narkotika dan obat-obatan, hentikan perilaku seksual yang menyimpang, hentikan membuang sampah sembarangan, tengok tetangga yang sedang sakit, serta bantu dan hargai orangtua dan anak-anak kecil di sekitar kita. Insya Allah dengan berbuat baik justru kita tengah melakukan terapi atas potensi serangan stres yang bertubi-tubi. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar