Senin, 28 Februari 2011

Lulus tak Lulus Asal Benar

Ketika aku selesai kuliah, nyatalah bagiku seolah-olah aku ada dalam sebuah kamar yang gelap dan pendidikan yang kudapat itu seolah-olah sebatang korekapi yang menyala dan menunjukkan padaku betapa gelapnya kamar itu. Akan tetapi korek api itu memperlihatkan pula kepadaku bahwa di situ ada sebatang lilin yang dapat kunyalakan dengan korek api itu dan guna membantuku dalam perjalananku dalam kamar itu selanjutnya.
Akan tetapi itu sebenarnya hanyalah sebuah kamar saja di dunia ini. Baik juga kamu melihat kamar-kamar lain, yaitu macam-macam cara hidup di tempat-tempat atau negeri-negeri tetanggamu, melihat bagaimana hidup orang-orang di sana.
Maka akan nyatalah bagimu bahwa meskipun kamarmu sendiri kelihatan gelap dan menyedihkan, selalu masih ada lubang yang memungkinkan cahaya Matahari masuk ke dalam kamarmu dan untuk memperbaiki pemandangannya, asal saja kamu mau menggunakannya.
Kalau hal itu kauperbuat dengan lebih baik lagi, maka sebenarnya kamu tidak saja meningkatkan kebahagiaanmu sendiri, akan tetapi kamu telah beramal pula kepada bangsamu.
Agak aneh kelihatannya; seorang pemuda yang belum punya pengaruh besar telah dapat membantu bangsanya. Tetapi memang begitulah sebenarnya.
Tuhan menjadikan manusia untuk manusia. Tetapi kemajuan teknologi dengan kehidupan di kota, kereta-api, saluran air dingin dan air panas, dan lain-lain, yang disediakan untuk mengerjakan segala sesuatu bagimu, merupakan ancaman akan adanya manusia-manusia yang lemah dan tidak bersemangat. Gunakanlah teknologi dengan bijaksana dan hindarilah bahaya ancaman itu.